Bertaubatlah dengan menikah.
Trending topik akhir-akhir ini. Sebelum di jelaskan izin kan saya mengkonfirmasi diri tulisan ini bukan berarti saya yang langsung akan minta dibawa kepelaminan ya. Hehehe.
Mungkin bisa saja kita dapat menikah karena pernah bertemu diforum yang sama. Singgah diblok yang sama ataupun kita berada didaerah yang sama (itu kalau dipake sistem zonasi) ataupun kita dibawah langit yang sama dipayung jalan dakwah yang sama.
Ingin ku utarakan teman teman.
Nikah tidak sesepele itu tidak semua urusan dapat diselesaikan dengan kata menikah.
Apakah kalian sudah benar benar mempersiapakan?
Ini perihal sekali seumur hidup lho.
Bukan berarti saya mengajarkan antum untuk menjadi pemilih. Tapi ada satu hal yang harus kita teliti.
Hidup berumah tangga itu pasti punya tujuan.
Yaitu menjadikan keluarga kita sakinah mawadah warahmah.
Sehingga kita bisa bersama seluruh anggota keluarga kita disyurga.
Perjalanan yang kita lalui tidaklah singkat, yakin lah. Dapat kita ibaratkan dengan mendaki gunung. Dipuncak terdapat tujuan yang kita ingin kan. Namun ada usah sebelum kita mendapatkan keindahan dipuncak itu.
Aku yakin bagi yang pernah mendaki itu tak mudah.
Berjalan langkah pertama memang bersama sama. Awalnya perjalanan masih indah, kita sama sama bahagia namun mulailah kita bertemu rintangan-rintangan yang akan menghambat kita, jalannya tidak mudah, kita bertemu tebing yang mulai tinggi.
Sampai diperjalanan ini apakah yakin kita bisa sampai puncak kalau kita masih ego sendiri?
Bisa saja salah satunya kewalahan.
Namun kita masih tetap kuat. Apa kita mau tinggalkan?
Disini kita dituntut menerima apapun itu kelebihan dan kekurangan salah satu diantara kita.
Yakin lah dengan saling menunggu dan membantu sehingga kita dapat melewati tebing itu. Dia yang masih diawal perjalanan tadi masih manis2 yakin nggak Sampai disitu masih semanis itu?
Jadilah yang bisa menguatkan jika salah satu ada yang lemah. Bukan tambah melemahkan. Sedangkan perjalanan kita masih jauh.
Mari kita lanjutkan perjalanan, tadi kita masih kuat energi masih ada. Namun mulailah kita sampai ke tengah perjalanan jalannya masih mendaki salah satu diantarakita mulai kewalahan melangkah kan kaki.
Apa kita akan meremahkannya saat kakinya mulai melemah.
Atau kita akan mengejeknya agar ia berusaha untuk terus jalan.
Wanita kodratnya tidak sekuat pria.
Tapi tidak harus kita menjadi perempuan harus manja.
Mana tau setelah sampai ditengah kita baru tau kalau dia tidak banyak stok sabar untuk mendengar keluhan keluhan kita. Tujuan kita bersama dan kita harus bersama sama sampai disana tentunya. Tidak dengan aku yang sengaja melambatkan diri atau kamu yang terburu buru sehingga aku harus memaksakan diri.
Kita harus sama sama tidak dengan terburu buru sehingga tidak ada yang menyiksa salah satu.
Disaat salah satu terjatuh, salah jalan apa yakin kita akan bisa menahan amarah? Manusia yakin lah tempat semua khilaf dan salah. Kita harus siap menerima kesalahannya, menunjukkan kearah yang benar dan kembali membimbingnya untuk terus berjalan.
Adakalanya kita harus istirahat. Jika salah satu mulai lelah istirahatlah bersama sama. Nikmati semua makanan yang ada. Atau kau akan memarihi dia karena salah membawa lauk.tapi ada salah satu kalian yang terniat membawa kerupuk.
Tidak semua yang dia masak kamu suka. Tapi setidaknya kamu tetap makan dan tidak membuat dia merasa bersalah.
Cara dia melangkah mungkin menurutmu tabu jangan ejek dia. Apakah yang diejek kembali marah sehingga terjadi percekcokan ditengah jalan.
Seharusnya kamu kuatkan dia.
Dia terjatuh, jadilah penyemangat untuknya. Dia juga haruskuat. Itulah fungsi kamu untuk menguatkan.
Saat jalan kita sudah hampir sampai ia merasa bebannya terlalu banyak. Setidaknya kamu mau menawarkan diri untuk menerima sedikit bebannya sehingga kita bisa sampai puncak.
Tidak selalu dia yang selalu lemah. Bisa saja kamu yang terlalu ceroboh sehingga sepatu mendaki mu sampai rusak. Tentu kamu butuh dia yang bisa menjahitkan. Atau yang mengikatkan tali pada sepatumu agar kamu bisa berjalan kembali.
Kita punya kemampuan masing masing.
Yakin semua keindahan diawal masih terasa bahagia sampai disini. Kita mulai tau sifat yang sebenarnya. Kita yang sudah dibentak mulai sakit hati. Dia mulai kesal dengan tidak sanggupan pasangan yang dianggap terlalu lemah. Sekarang semua tidak seindah diawal bukan?
Trending topik akhir-akhir ini. Sebelum di jelaskan izin kan saya mengkonfirmasi diri tulisan ini bukan berarti saya yang langsung akan minta dibawa kepelaminan ya. Hehehe.
Mungkin bisa saja kita dapat menikah karena pernah bertemu diforum yang sama. Singgah diblok yang sama ataupun kita berada didaerah yang sama (itu kalau dipake sistem zonasi) ataupun kita dibawah langit yang sama dipayung jalan dakwah yang sama.
Ingin ku utarakan teman teman.
Nikah tidak sesepele itu tidak semua urusan dapat diselesaikan dengan kata menikah.
Apakah kalian sudah benar benar mempersiapakan?
Ini perihal sekali seumur hidup lho.
Bukan berarti saya mengajarkan antum untuk menjadi pemilih. Tapi ada satu hal yang harus kita teliti.
Hidup berumah tangga itu pasti punya tujuan.
Yaitu menjadikan keluarga kita sakinah mawadah warahmah.
Sehingga kita bisa bersama seluruh anggota keluarga kita disyurga.
Perjalanan yang kita lalui tidaklah singkat, yakin lah. Dapat kita ibaratkan dengan mendaki gunung. Dipuncak terdapat tujuan yang kita ingin kan. Namun ada usah sebelum kita mendapatkan keindahan dipuncak itu.
Aku yakin bagi yang pernah mendaki itu tak mudah.
Berjalan langkah pertama memang bersama sama. Awalnya perjalanan masih indah, kita sama sama bahagia namun mulailah kita bertemu rintangan-rintangan yang akan menghambat kita, jalannya tidak mudah, kita bertemu tebing yang mulai tinggi.
Sampai diperjalanan ini apakah yakin kita bisa sampai puncak kalau kita masih ego sendiri?
Bisa saja salah satunya kewalahan.
Namun kita masih tetap kuat. Apa kita mau tinggalkan?
Disini kita dituntut menerima apapun itu kelebihan dan kekurangan salah satu diantara kita.
Yakin lah dengan saling menunggu dan membantu sehingga kita dapat melewati tebing itu. Dia yang masih diawal perjalanan tadi masih manis2 yakin nggak Sampai disitu masih semanis itu?
Jadilah yang bisa menguatkan jika salah satu ada yang lemah. Bukan tambah melemahkan. Sedangkan perjalanan kita masih jauh.
Mari kita lanjutkan perjalanan, tadi kita masih kuat energi masih ada. Namun mulailah kita sampai ke tengah perjalanan jalannya masih mendaki salah satu diantarakita mulai kewalahan melangkah kan kaki.
Apa kita akan meremahkannya saat kakinya mulai melemah.
Atau kita akan mengejeknya agar ia berusaha untuk terus jalan.
Wanita kodratnya tidak sekuat pria.
Tapi tidak harus kita menjadi perempuan harus manja.
Mana tau setelah sampai ditengah kita baru tau kalau dia tidak banyak stok sabar untuk mendengar keluhan keluhan kita. Tujuan kita bersama dan kita harus bersama sama sampai disana tentunya. Tidak dengan aku yang sengaja melambatkan diri atau kamu yang terburu buru sehingga aku harus memaksakan diri.
Kita harus sama sama tidak dengan terburu buru sehingga tidak ada yang menyiksa salah satu.
Disaat salah satu terjatuh, salah jalan apa yakin kita akan bisa menahan amarah? Manusia yakin lah tempat semua khilaf dan salah. Kita harus siap menerima kesalahannya, menunjukkan kearah yang benar dan kembali membimbingnya untuk terus berjalan.
Adakalanya kita harus istirahat. Jika salah satu mulai lelah istirahatlah bersama sama. Nikmati semua makanan yang ada. Atau kau akan memarihi dia karena salah membawa lauk.tapi ada salah satu kalian yang terniat membawa kerupuk.
Tidak semua yang dia masak kamu suka. Tapi setidaknya kamu tetap makan dan tidak membuat dia merasa bersalah.
Cara dia melangkah mungkin menurutmu tabu jangan ejek dia. Apakah yang diejek kembali marah sehingga terjadi percekcokan ditengah jalan.
Seharusnya kamu kuatkan dia.
Dia terjatuh, jadilah penyemangat untuknya. Dia juga haruskuat. Itulah fungsi kamu untuk menguatkan.
Saat jalan kita sudah hampir sampai ia merasa bebannya terlalu banyak. Setidaknya kamu mau menawarkan diri untuk menerima sedikit bebannya sehingga kita bisa sampai puncak.
Tidak selalu dia yang selalu lemah. Bisa saja kamu yang terlalu ceroboh sehingga sepatu mendaki mu sampai rusak. Tentu kamu butuh dia yang bisa menjahitkan. Atau yang mengikatkan tali pada sepatumu agar kamu bisa berjalan kembali.
Kita punya kemampuan masing masing.
Yakin semua keindahan diawal masih terasa bahagia sampai disini. Kita mulai tau sifat yang sebenarnya. Kita yang sudah dibentak mulai sakit hati. Dia mulai kesal dengan tidak sanggupan pasangan yang dianggap terlalu lemah. Sekarang semua tidak seindah diawal bukan?
Komentar
Posting Komentar